Sleman (MAN 5 Sleman) - Kepala MAN 5 Sleman, 4 guru, dan 1 Karyawan TU mengikuti bimbingan teknis (bimtek) Penyusunan Rencana Kontijensi (Rekon) dan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Sleman, di Ballroom Hotel Atrium Yogyakarta.
Perwakilan Peserta dari MAN 5 Sleman yaitu, Drs. Aris Fu’ad selaku Kepala MAN 5 Sleman, 4 guru yakni Anis Syafa'at, S.Ag, Isnan Aziz Hisbullah, S.Pd, M.Or, Setyawati, S.Pd.Si, dan Khasanah Hidayati, S.Pd serta Wahir Tupono karyawan TU mengikuti acara yang berlangsung selama 3 hari, Kamis-Jum’at dan Senin (18-19, 22/2).
Ditemui seusai bimtek, Drs. Aris Fu’ad selaku Kepala MAN 5 Sleman menegaskan, tujuan bimtek adalah untuk membangun budaya siaga, budaya aman dan budaya pengurangan risiko bencana di madrasah, serta membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh warga madrasah secara terencana, terpadu dan terkoordinasi dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dalam rangka memberikan perlindungan kepada siswa, guru dan masyarakat madrasah dari ancaman dan dampak bencana.
“Kegiatan bimtek ini sangat menarik karena madrasah menjadi bertambah wawasan terkait bencana, mengetahui peringatan dini tanda adanya bencana, apa yang dilakukan saat tanggap darurat dan pasca bencana,” ungkap Aris Fu’ad
Lebih lanjut Aris Fu’ad berharap setelah diklat ini bisa menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan ke masyarakat luas melalui jalur pendidikan madrasah.
Terpisah, Setyawati, S.Pd.Si dalam bimtek saat diskusi terkait review penyusunan dokumen Renkon menjelaskan, madrasah yang ikut bimtek diharapkan dapat menyusun Renkon yang siap pakai di madrasah. Dalam menyusun dokumen tersebut harus ada skenario bencana sesuai dengan skenario bencana yang mungkin ada di madrasah selama ini. Kemudian juga harus ada penetapan kebijakan dan strategi serta perkiraan kebutuhan saat kejadian bencana. Setelah itu baru ada rencana tindak lanjut dengan melakukan uji coba lapangan melaui gladi atau simulasi yang nantinya akan diaktivasi.
“Dalam pelaksanaan penyempuranan dokumen Renkon tersebut, peserta dibagi dalam beberapa kelompok. Dari hasil Focus Group Discussion (FGD) kemudian memaparkan sesuai dengan revisi final dari dokumen Renkon, yang mana dokumen tersebut siap digunakan di madrasah apabila terjadi bencana,” terang Setyawati sembari tersenyum.
Sedangkan Anis Syafa'at, S.Ag menyampaikan bahwa dengan dilaksanakannya penyusunan kontijensi ini diperlukan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana kedaruratan.
“Prinsip Pengurangan Resiko Bencana (PRB) adalah pengurangan total risiko pada aset penghidupan, prinsip kehati-hatian pada setiap tahapan diterapkan secara utuh, terpadu dan berkelanjutan serta beroreantasi pada komunitas,” tegas Anis Syafa’at penuh semangat. (tmr)
Kirim Komentar