Berita

MAN 5 Sleman Selenggarakan Workshop Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi: Wujudkan Pendidikan Berkesadaran Lingkungan dan Berorientasi Cinta

Minggu, 26 Oktober 2025 / Berita

MAN 5 Sleman menggelar Workshop Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi pada Jumat, 24 Oktober 2025, bertempat di ruang AVA madrasah. Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber tingkat kabupaten yang kompeten di bidangnya. Workshop ini bertujuan memperkuat pemahaman guru dalam mengimplementasikan kurikulum yang tidak hanya berorientasi akademik, tetapi juga menyentuh aspek spiritual, emosional, dan ekologis sebagai bentuk respon pendidikan terhadap tantangan era modern menuju Indonesia Emas 2045.

Susunan acara dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan sambutan Kepala MAN 5 Sleman, Mucharom, S.Ag., M.S.I., yang menekankan pentingnya pembaruan kurikulum sebagai wujud inovasi pembelajaran. Beliau juga menyampaikan bahwa madrasah harus menjadi pelopor pendidikan yang membangun manusia seutuhnya: berilmu, beriman, berakhlak, dan memiliki kesadaran ekologis. “Kurikulum berbasis cinta dan ekoteologi adalah jawaban atas kebutuhan zaman. Pendidikan tidak hanya mengajar, tetapi membangkitkan kesadaran mencintai sesama manusia, lingkungan, dan Sang Pencipta,” ujarnya.

Acara dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan resmi workshop oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman, H. Nadhif, S.Ag., M.S.I. Dalam sambutannya, beliau memperkenalkan diri karena baru saja dilantik sebagai pimpinan Kemenag Sleman. Pada sesi materi, beliau memaparkan konsep ekoteologi dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai fondasi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Beliau menjelaskan bahwa bangsa yang maju dicirikan oleh pendapatan per kapita tinggi, kualitas pendidikan yang bermutu, dan stabilitas nasional yang bebas dari isu disintegrasi. Kementerian Agama, ujarnya, memiliki peran strategis menjaga kerukunan umat beragama sebagai syarat mutlak terwujudnya peradaban yang damai dan berkelanjutan. “Ekoteologi adalah wujud kesadaran bahwa alam bukan objek eksploitasi, tetapi amanah Tuhan. Kurikulum harus melahirkan generasi yang mencintai bumi dan seluruh isinya sebagai bagian dari ibadah,” jelasnya.

Narasumber kedua, Drs. H. Daryono, M.Pd., memaparkan materi tentang pola berpikir tumbuh atau growth mindset. Ia menekankan pentingnya mengubah cara pandang guru dan peserta didik dari pola pikir statis menjadi pola pikir berkembang. Menurutnya, pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang menumbuhkan semangat belajar tanpa batas, menggali potensi individu, serta mendorong peserta didik untuk terus berinovasi dan tidak takut gagal. Growth mindset membantu siswa memahami bahwa kesuksesan adalah hasil dari proses, usaha, dan doa, bukan semata-mata bakat bawaan.

Narasumber ketiga, Dra. Hj. Ida Uswatun Hasanah, M.Pd., menyampaikan materi tentang Kurikulum Berbasis Cinta. Ia menjelaskan bahwa cinta dalam pendidikan bukan sebatas emosi, tetapi energi spiritual yang menumbuhkan empati, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan harmonis antara guru dan murid. Kurikulum berbasis cinta mendorong pembelajaran yang menyentuh hati, menghidupkan motivasi intrinsik, dan menciptakan iklim madrasah yang penuh kedamaian. “Jika guru mengajar dengan cinta, maka ilmu akan sampai ke hati. Kurikulum ini mengedepankan pendekatan humanistik yang menjadikan anak merasa dihargai, disayangi, dan dimanusiakan,” paparnya.

Pada sesi seremonial, dilakukan penyematan selempang agen perubahan kepada tiga guru madrasah sebagai simbol komitmen MAN 5 Sleman dalam menggerakkan inovasi kurikulum dan pendidikan karakter. Kegiatan dilanjutkan doa, sesi workshop inti, dan diskusi interaktif yang menghasilkan berbagai rekomendasi strategis.

Kepala MAN 5 Sleman dalam komentar penutupnya menyampaikan, “Workshop ini bukan sekadar transfer ilmu, tetapi gerakan penyadaran kolektif. Kita ingin guru-guru MAN 5 Sleman menjadi agen perubahan yang menebarkan cinta, menyuarakan moderasi beragama, dan merawat bumi sebagai rumah peradaban.”

Workshop dipandu oleh Moderator Fathna Sa’adati Choliliyah, S.S., dan dipandu secara formal oleh MC Dharu Dwi Oktavianta, M.Pd., yang membawa suasana acara berjalan tertib, komunikatif, dan penuh semangat. Melalui kegiatan ini, MAN 5 Sleman mempertegas posisinya sebagai madrasah transformasi, siap memimpin perubahan pendidikan berbasis nilai, cinta, dan kelestarian lingkungan demi mencetak generasi emas 2045 yang berkeadaban dunia. (fat/gal)

    Kirim Komentar

    MAN 5 SLEMAN

    Jl. Magelang Km.17 Ngosit, Margorejo, Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55552
    man.tempeloke@gmail.com
    +62 - 274 - 4362895