Berita

Jejak Wali, Jejak Santri: Perjalanan Spiritual Siswa MAN 5 Sleman Menyusuri Tiga Pathok Negoro

Kamis, 23 Oktober 2025 / Berita

Embun pagi belum surut ketika rombongan siswa kelas XI G dan XII G peminatan keagamaan MAN 5 Sleman menaiki bus ziarah. Mereka tidak sekadar melakukan perjalanan, melainkan sedang menyiapkan hati untuk sebuah penyambungan ruhani. Hari Santri 2025 diperingati dengan cara paling berharga: kembali menapak tilas jejak para ulama, menyusuri tiga masjid Pathok Negoro yang menjadi benteng peradaban Islam Kesultanan Yogyakarta.

Mlangi: Menyusuri Wangi Ruh Perjuangan

Tiba di Masjid Pathok Negoro Mlangi, para siswa disambut oleh Gus Mustafid, S.Fil, selaku pengurus masjid sekaligus pimpinan Pesantren Aswaja Nusantara. Dengan nada yang teduh namun penuh makna, ia mengisahkan perjalanan hidup Kyai Nur Iman, tokoh utama berdirinya masjid ini, yang memiliki nama asli BPH Sandiya, keturunan Amangkurat IV. Dari darah bangsawan, Kyai Nur Iman memilih jalan ulama. Masjid Pathok Negoro Mlangi pada masa lalu bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga benteng penjaga wilayah dan pusat penyebaran ilmu Islam.

Gus Mustafid menjelaskan bahwa kata Mlangi diyakini berasal dari ungkapan meleng-meleng ambune wangi, merujuk pada karomah dan kesucian sang kyai. Para siswa berjalan menyusuri kompleks makam. Suasana tiba-tiba hening. Di sanalah mereka menyadari bahwa jejak perjuangan para ulama bukan hanya tersimpan dalam buku sejarah, tetapi bernafas dalam setiap batu, pohon, dan tanah yang mereka injak.

Babadan: Dzuhur yang Menyatukan Langit dan Hati

Di Masjid Pathok Negoro Darojat Babadan, Bantul, langkah kaki kembali diperlambat oleh kekhusyukan. Azan Dzuhur berkumandang, dan para siswa segera memenuhi saf masjid. Takbir berkumandang, sejalan dengan doa yang terpanjat agar mereka mampu meneruskan peran masjid sebagai pusat peradaban Islam.

Usai salat, rombongan menikmati makan siang bersama. Suasana hangat muncul bukan dari makanan, melainkan dari rasa kebersamaan sebagai sesama penuntut ilmu yang sedang menimba makna hidup dari perjalanan ruhani.

Wotgaleh: Sunyi yang Menyampaikan Pesan

Perjalanan berlanjut ke Masjid Sulthoni Wotgaleh di Berbah. Seorang abdi dalem menyampaikan kisah Pangeran Purabaya, tokoh penyebar Islam dan pejuang kesultanan yang dimakamkan di kompleks tersebut. Di tempat itu, rindangnya pepohonan seolah menyimpan suara masa lalu. Para siswa duduk khusyuk, memanjatkan doa di hadapan makam, menyadari bahwa agama ini bertahan bukan oleh kekuatan, tetapi oleh keikhlasan dan pengorbanan.

Suara Pemimpin: Menyatukan Ilmu dan Ruh Santri

Kepala MAN 5 Sleman, Drs. Mucharom, S.Ag., M.S.I., menyampaikan bahwa kegiatan ziarah ini merupakan metode pendidikan ruhani yang tidak dapat digantikan oleh buku atau ruang kelas.

Beliau mengatakan, ziarah ini menghidupkan kembali kesadaran santri tentang pentingnya sanad keilmuan. Para ulama terdahulu berjuang dengan ilmu dan keteladanan. Dengan mengunjungi jejak mereka, para siswa akan merasakan ruh perjuangan itu secara langsung.

Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Siti Aminah, S.Pd., menegaskan bahwa ziarah adalah bagian dari kurikulum keagamaan yang dirancang untuk memperkuat pemahaman siswa secara spiritual, historis, dan intelektual. Ia menyampaikan bahwa pembelajaran agama tidak boleh berhenti pada hafalan, tetapi harus menggugah kesadaran dan membentuk karakter.

Akhir Perjalanan, Awal Kesadaran

Saat bus bergerak pulang, senja mulai merambat di ufuk barat. Namun di dalam hati para siswa, cahaya baru telah menyala. Mereka pulang bukan hanya membawa catatan sejarah, tetapi membawa pesan peradaban: bahwa menjadi santri berarti meneruskan perjuangan ulama, menjaga ilmu, dan menyalakan cahaya Islam di mana pun mereka berada.

Hari Santri 2025 bukan hanya diperingati, tetapi dihidupkan dalam langkah, doa, dan kesadaran para siswa MAN 5 Sleman. Perjalanan ini mungkin telah usai, tetapi ruhnya baru saja dimulai. (fat/gal)

    Kirim Komentar

    MAN 5 SLEMAN

    Jl. Magelang Km.17 Ngosit, Margorejo, Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55552
    man.tempeloke@gmail.com
    +62 - 274 - 4362895